Cerpen yang Terinspirasi dari Salah Satu Lagu Tulus
Bersama Hujan Atmosfer kesenduan beradu kemudian bersatu bersama derasnya air hujan, menyisakan sedu sedan beriring naik turunnya bahumu terseling isak tangis yang terdengar pilu. Nyaris setengah jam terdiam menatap wajahmu yang biasa terlihat tegar kini kembali runtuh bersama runtuhya langit yang terbawa hujan. Cinta yang satu tahun kau damba bersama harapan kau bangun untuknya, kini luruh kembali mengalir bersama air matamu yang mulai mengering. Harapan yang biasa kau junjung tinggi diatas awan bedebam jatuh ke tanah dengan cepat. Rasa sakit itu tak sebanding dengan apa yang aku alami untukmu, tak sebanding dengan sakitnya hati saat kau mengatakan bahwa hanya ada ruang untuknya. Lantas kemudian kau tutup hatimu dan kau kunci rapat. Namun apabila melihatmu seperti ini terus, kukira malaik...